Sunday, November 7, 2010

Smile In The Eye

...

“Kiran tau nak? Keluarga kita gak pernah ada yang menikah dengan orang yang disukainya atau orang yang dipilihnya sendiri. Semuanya diatur keluarga. Jadi bisa dikatakan, semua pernikahan di keluarga kita adalah kompromi, bukan cinta. Itu juga alasan kenapa Tante Yuri gak punya anak, karena dia dan Om Gio sama sekali gak saling menyukai. Hanya Mama yang beruntung menikah dengan orang yang mama sukai, walau orang yang mama nikahi itu gak menyukai mama. Tapi dia berhasil berkompromi dengan hatinya. Itu kuncinya Kiran, berkompromi dengan hati. Ketika dewasa, gak semua yang kamu penginin bisa didapet, bisa dicapai, bahkan ketika kamu sudah melakukan usaha terbaik kamu. Pada akhirnya kamu harus berkompromi. Dengan lingkungan, dengan orang-orang disekitar kamu, dengan penguasa kamu, dan yang pasti dengan hati kamu”, mama mengakhiri perkataannya. Seorang mama yang biasanya hanya ngomong sebaris dua baris, kali ini mengucapkan kalimat panjang yang tidak pernah terpikirkan oleh ku.

“Terus, aku ntar gimana?”, aku menatap mama dengan sedikit memelas. Dikepalaku terbayang Candra, dia anak orang kaya, tapi siapa yang tahu kakek akan merestuinya atau tidak.

“Mama gak berani bilang apa-apa Kiran. Kalau bisa, pasti mama akan ngijinin kamu dengan orang yang kamu pilih, orang yang suka, orang yang kamu cinta. Tapi kamu tau keluarga ini, semua keputusan di tangan para kakek. Dan kamu juga tau betapa mereka memegang teguh tradisi mereka yang udah gak sesuai zaman..”

“Tapi sesuai dengan pemikiran dan bisnis mereka…”, aku memotong kata-kata mama. Dan mama tersenyum.”Kenapa mama cerita ini ke aku?”

“Karena mama tau kamu sangat dewasa, sangat mengerti. Jadi mama juga berharap kamu mengerti dengan keluarga ini dan dengan kedudukan kamu nantinya. Mama ngijinin kamu pacaran dengan siapa pun, mencintai siapa pun. Tapi ingat! Pada akhirnya kamu gak akan menikahi orang yang paling kamu cintai

Aku terdiam. What a family!

“Masalah Yuan, biar dia dan kakek yang nyelesain. Kamu jangan masuk di dalamnya. Meskipun mama bilang kamu sangat dewasa, tapi kamu tetap masih anak kecil untuk urusan ini. Ok?”, mama bangkit dan mencium keningku.

Kemudian mengambil tas yang terletak di kursi di depan kami dan menghilang di balik pintu. Tak lama, suara mobilnya terdengar meninggalkan halaman rumah.

...

p.s :ada yang tau ini apa? :p

No comments:

Post a Comment