Friday, May 7, 2010

PLEZIER GEDONG MERDEKA part 2

Kali ini jalan agak jauh. Dan saia berasa tau jalan itu. Eh ternyata itu jalan potong ke Kokem (Kota Kembang, red). Hehe, pantesan tau. Ternyata nama jalan itu adalah Jalan Dalem Kaoem. Kaoem sendiri dalam bahasa tradisional berarti mesjid atau tempat beribahadah yang diambil dari bahasa Arab. Padahal dalam bahasa Arab sendiri, kaoem itu artinya orang yang beribadah. Jadi yan bener yang mana? Kagak tau juga. Jalan Dalem Kaoem ini disebut sebagai kawasan Regol (kalo dulu Regal, dari bahasa Belanda yang artinya bangsawan)yaitu kawasan yang ditempati oleh pada pegawai bupati. Di Jalan Dalem Kaoem ini ada sebuah bangunan yang namanya Lido. Yang unik dari bangunan ini adalah bahwa dia dibangun di atas sungai! Kalo diliat dari depan siy, gak bakalan keliatan. Tapi kalo dari belakang, baru deh nyadar. Bangunan ini dulunya adalah sebuah toko rotan yang dibangun pada tahun 1900-an. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat bioskop untuk pribumi. Pun pribumi yang boleh masuk adalah pribumi yang elit. Bioskop itu sekarang udah berubah menjadi 3 ruko. Yang satu jadi bengkel, yang satu jadi toko roti, dan yang satunya lagi gak jelas.

My comment : ternyata jalan yang sering saia lewati ini punya banyak cerita..

Jalan Dalem Kaoem


rumah di atas sungai yang saia bilang, tapi bagian depannya
foto yang nunjukkin kalo bangunan ini ada di atas sungai ilang
TT

3 bangunan yang dulunya adalah bioskop untuk pribumi


Selamat datang di Dian Kencana Futsal Club. Eeh?? Mau main futsal? Bukan! Dian Kencana Futsal Club ini dulunya adalah bioskop Dian yang telah beralih fungsi. Gak banyak yang bisa saia certain

My comment : sebenarnya gedungnya itu keren banget. Tapi sekarang kondisinya udah memprihatinkanJ dan alih fungsinya yang sangat melenceng. Padahal kalo masih dimanfaatin sebagai gedung pertunjukkan atau gedung lainnya, pasti lebih keren.

tampak depan

bagian dalam - 1

bagian dalam - 2

bagian dalam - 3

bagian dalam - 4

setuju kan ama komen saia?



Di dekat Bioskop Dian, ada pendopo. Seperti lazimnya pemerintahan yang lain, Jawa Barat juga punya pendopo. Pendopo ini dibangun berbarengan dengan pindahnya pusat pemerintahan pada tahun 1810. Dan hebatnya,bangunan tersebut masih sama dengan yang dulu. Pendopo ini juga sekaligus rumah dinas walikota Bandung. Makanya, kalo hari-hari biasa, gak semua orang bisa masuk.

My comment : kita beruntung bisa masuk! Hehe.






Lalu ada alun-alun yang dulu namanya Aloon –Aloon Zuid (gak dijelasin apa artinya. Atau saia yang gak denger?). alun-alu ini menggunakan konsep Hindu-Jawa yang dulunya merupakan sebuah kawasan yang memiliki 4 unsur, yaitu pusat pemerintahan (diwakili pendopo), ibadah (karena mayoritas adalah muslim maka diwakili oleh mesjid), edukatif (diwakili oleh pegadilan dan penjara) dan hiburan (diwakili pasar). Dulu, di lapangan Mesjid Raya Bandung, sering ada pertandingan olahraga. Untuk mesjidnya sendiri, dibangun pada tahun 1810 dengan bentuk atapnya yang runcing ke atas dan disebut ‘balai nyuncung’ dan sering dipakai untuk akad nikah. Makanya, ada cerita kalo kita ngomong “ke balai Nyuncung yok!” ama orang yang kita taksir, itu artinya kita ngajak nikah. Hehehe. Romantic juga…

My comment : seperti kebanyakan bangunan zaman dulu, Mesjid Raya Bandung yang sekarang jug a gak kerawat. Halamannya terlalu ‘riweh’ dengan banyaknya pedagang.


to be continued...




No comments:

Post a Comment